Dean: Intro

Gelap gulita.
"Nggak juga. Diatas sana, ada sinar."
"Tapi jauh.", pikir Dean.

Lalu, Dean mulai berjalan. Dia pikir kalau ia berjalan, sinar itu akan semakin dekat, semakin jelas.
"Lurus aja lah, ga keliatan apa apa juga didepan.", ujar otak Dean, yang lalu langsung diteruskan ke syaraf dikakinya, lurus.
"Daripada, daripada."

"BWAHAHAHA, ANJING ANJINGAN LO! TERUS FREN!"
"AH AH AH, HOSH HOSH HOSH.."
"MAU LIAT GW TERBANG GA, MEN?"
BOOM BOOM STAK STAK BOOM STAK.

"Hah?", Dean menoleh ke arah suara keras tadi, ada cahaya berwarna terang yang menyilaukan mata menyeruak dari arah suara itu. Sinarnya berbeda dengan yang pertama kali ia lihat, bukan putih, warna warni. Warna-warna itu terus bertambah terang, tak lagi dapat diterima oleh sel reseptor mata Dean. Ia buta.

DRING DRING DRIIINGGG.

Tit, Dean menekan tombol dihandphonenya, alarm off. Ia lalu berusaha memfokuskan matanya ke deretan angka yang dipisahkan oleh dua titik dilayar handphonenya itu.

08:30

"Fak."
"Fak. Fak. Fak. FAK!", Dean melompat dari tempat tidurnya ke kamar mandi.
"Mati gw, mati gw, mati gw."
Tidak sampai 5 menit, ia sudah ada diluar kamarnya, memakai sepatu sekenanya, membanting pintu, lalu lari kesetanan.

Hari itu, Ujian Tengah Semester hari terakhir bagi Dean, mata kuliah struktur data, mulai pukul 8 lebih 30 menit.

Dean terlambat. 15 menit dan habis sudah. Dilarang masuk ruang ujian.

"Penutupan UTS ter-sempurna. FAK!", maki Dean.

Dean, mahasiswa fakultas informasi dan teknologi semester enam, gagal UTS dikarenakan semalam setelah penat belajar, "Ah, tanggung. Satu checkpoint lagi lah ini.". Videogame. Konyol.

0 comments: